Bumi Perkemahan Kaligua Penuh Cerita, itulah judul pengalaman mengikuti kegiatan kepramukaan yang ditulis oleh Indah Yusnia FR. Pramuka Penegak dari SMA Negeri 1 Tanjung, Kab. Brebes ini berbagi kisahnya saat menjadi panitia kegiatan Perkemahan Pelantikan Bantara di Buper Kaligua, Kec. Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Bumi perkemahan yang terletak di Brebes bagian selatan dan kawasan wisata agro dataran tinggi ini memang menjadi tempat berkemah dan berkegiatan pramuka yang mengasyikkan. Namun bukan hanya sekedar pesona keindahan Kaligua dan serunya kegiatan yang bakal dikisahkan. Indah Yusnia FR pun akan mengajarkan tentang tanggung jawab dan keikhlasan berkorban demi suksesnya sebuah kegiatan. Bagaimana kisah selengkapnya? simak Cerita Indah Yusnia FR berikut.
Hai, Sobat ceria. Salam Pramuka! Aku ingin berbagi sepenggal kisah menyenangkan dari pengalamanku saat mengikuti perkemahan Pelantikan Penegak Bantara. Aku adalah anggota Dewan Ambalan dari pangkalangugusdepan SMA N 1 Tanjung, Brebes (Smanesta). Nama lengkapku Indah Yusnia Fafrur Rozi, biasa dipanggil Indah Yus.
Tiada kusangka waktu cepat berlalu. Masih teringat jelas, sorak kegembiraan, sorak penuh kebahagiaan atas dilantiknya kami menjadi Penegak Bantara setahun silam. Jika saat itu kami adalah peserta, namun kini kami menjadi panitia. Sungguh, waktu sangat cepat berputar. Di sini, kami kembali mengenang keseruan saat menjadi peserta. Bumi perkemahan Kaligua. Tempat ini akan terus terkenang bagiku dan semua peserta perkemahan Pelantikan Penegak Bantara.
Kaligua, adalah sebuah objek agro wisata dataran tinggi yang terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Letak Desa yang berada pada ketinggian 1.200-2.050 meter dpl. membuat udara terasa sangat dingin. Kondisi buper kali ini benar-benar mendukung. Tempat wisata ini masih sangat asri, karena belum banyak terjamah oleh wisatawan. Perjalanan menuju buper sangatlah ekstrim, karena berkelok sangat tajam dan terus menanjak. Sebelah kanan jalan tebing tinggi dan sebelah kiri jalan jurang yang curam. Semuanya nampak hijau dan sejuk, di sepanjang jalan banyak pohon pinus yang tinggi menjulang.
Setibanya di Buper Kaligua kami bersorak dan mengucapkan Alhamdulillah. Kami segera menurunkan barang-barang bawaan kami. Aku dan 'regu dapur' segera membereskan semua perlengkapan dan bahan-bahan untuk memasak. Peserta dan panitia yang lain juga ikut mendirikan tenda sebagai tanda dimulainya acara. Perkemahan Pelantikan Penegak Bantara ini diikuti oleh 75 peserta calon Bantara, 63 panitia, 9 tamu undangan, dan 5 pembina. Kemah berlangsung dari tanggal 22 s.d. 24 Desember 2015.
Hujan sempat turun saat malam di mana kami sedang tertidur pulas. Guntur yang menggelegar membuat kami ketakutan dan langsung berpelukan dengan teman yang berada di samping kami. Dingin mulai menyelimuti tubuh kami, sehingga kami merapatkan barisan dalam tidur agar terasa hangat. Saling berdesakan ini membuat tenda terasa lebih hangat sehingga kami tidak menggigil kedinginan. Inilah yang menyenangkan dari perkemahan yaitu kebersamaan dan kekompakkan. Bersama kita bisa melawan rasa dingin ini. Rasa dingin yang menghujam tulang, menyeruak masuk melalui pori-pori.
Sebelum surya bertengger di atas garis cakrawala dengan warna kebanggaannya, kami bangun untuk mengamalkan dasadarma yang pertama. Semua panitia pun mengerjakan tugas masing-masing. Aku dan 'regu dapur' yang bertugas, segera bersiap di dapur umum untuk memasak. Regu dapur, harus mempersiapkan makanan untuk semua peserta. Ini benar-benar menyenangkan, memasak secara beramai-ramai saling berbagi kisah saat memasak. Tanpa terasa masakan telah matang, kami langsung menyajikannya ke seluruh peserta dan panitia. Inilah yang dinamakan gotong royong, bahu-membahu menyukseskan kegiatan.
Sesuai jadwal kemah Pelantikan Bantara, kegiatan selanjutnya adalah pengembaraan. Bagi para peserta, ini adalah kegiatan paling menyenangkan. Karena pengembaraan ini dapat menyatukan jiwa kita dengan alam sekitar. Juga menambah kekaguman kita terhadap penciptaan Tuhan yang begitu Sempurna. Rute pengembaraan lumayan jauh, namun aku yakin jika dilakukan dengan penuh semangat dan hati yang riang pasti semua kelelahan akan terbayar tunai. Apalagi rute sepanjang arena penjelajahan akan melewati hamparan hijau perkebunan teh di Kaligua yang berudara sejuk. Pemandangan alam yang membuat kita berdecak kagum akan kuasa Allah dalam menciptakan alam yang indah ini. Rute pengembaraan akan berakhir di Gua Jepang setelah peserta akan melewati tempat wisata Air Abadi Tuk Bening (Sumber mata air yang dipercaya sebagai air abadi). Goa Jepang dan Air Abadi Tuk Bening menjadi salah satu destinasi wisata di Kaligua yang paling diminati.
Aku ingin berkeliling, sekaligus bernostalgia saat setahun yang lalu menjadi peserta. Segera saja aku dan 'regu masak' segera menyiapkan bahan memasak untuk makan siang nanti. Jam menunjukan pukul 10.00 WIB saat semua bahan siap. Seusai menyiapkan bahan memasak, kami bergegas menyusul perjalanan. Pemandangan di Kaligua dan udara yang sejuk membuat kami terpesona sehingga tanpa terasa hampir sepertiga rute pengembaraan telah kami lewati. Aku melihat jam di handphone-ku, pukul 10.45. Itu artinya kami harus kembali untuk mempersiapkan makan siang.
Kami berdebat dan saling menunjuk siapa yang harus kembali ke bumi perkemahan. Masing-masing dari kami sangat ingin melanjutkan perjalanan hingga ke Gua Jepang. Namun, kalau kami bersikeras untuk menuju Goa Jepang semua, lantas siapa yang akan memasak? Padahal di Buper hanya ada dua anak yang berjaga.
Akhirnya aku mengalah. Meski sedikit jengkel, namun aku tidak boleh egois. Kegiatan bisa saja menjadi kacau jika saat makan siang masakan belum matang. Aku harus berkorban agar acara yang telah kami rancang dapat berjalan dengan sukses. Aku bersama 3 teman kembali ke Buper untuk memasak.
Setibanya di Buper, dapur kami roboh diterpa angin kencang. Sebagian tenda lain pun ada yang ikut roboh. Aku semakin kesal, namun aku sadar bahwa ini tidak boleh dihadapi dengan emosi. Kami berenam, Aku dan 3 teman yang ikut kembali ditambah 2 teman yang sebelumnya berjaga tenda, merapikan dapur yang roboh untuk kemudian mulai memasak. Kami sempat panik dan ketakutan karena nasi yang kami masak menjadi setengah matang. Namun berkat saran dan kerja sama dari teman-teman yang lainnya, akhirnya nasi dapat matang menyeluruh.
Pukul 13.00 tepat makanan telah siap. Aku dan teman-teman merasa bahagia, karena kami dapat menyelsaikan tugas dan tanggung jawab tepat waktu. Karena keyakinan dan tekad yang kuat kami bisa menyelesaikannya. Hatiku masih terasa sedih karena aku dan ketiga temanku tidak bisa pergi ke Goa Jepang. Namun kesedihanku dapat terlupakan dengan berkenalan dengan pramuka-pramuka dari gugusdepan lain yang kebetulan saat itu pun sedang mengadakan perkemahan di Buper Kaligua. Ternyata mengenal pramuka dari gugudepan lain terasa lebih menyenangkan dari sekedar berjalan-jalan menyusuri lorong Goa Jepang.
Tuhan menyusun rencana yang lebih indah untuk kita berenam. Perkemahan ini tak akan pernah terlupakan bagiku, karena disini untuk kedua kalinya aku menemukan keajaiban Tuhan saat memberikan anugerah terbaik untukku. Perkemahan Pelantikan Penegak bantara tahun 2015 ini menyadarkan diriku untuk selalu ikhlas dalam berkorban, karena Tuhan tidak akan menutup mata atas apa yang telah kita perbuat.
Semua berjalan dengan baik hingga akhir kegiatan. Aku tidak mengharapkan pujian dari siapa pun. Biarkan ini menjadi kisah untukku dan keenam teman-temanku. Lelah kini terbayar dengan canda dan kebahagiaan dalam bercerita saat perjalan kembali menuju ke pangkalan kami, SMAN 1 Tanjung, Brebes. Inilah pramuka, saling berbagi dengan kasih dan penuh cinta. Cukup dengan berbagi kisah membuat kita seperti ikut di dalamnya. Karena bahagia itu saat berbagi kisah setelah berkemah.
Selama perkemahan, setiap orang mengalami kejadian yang berkesan menurut versinya masing-masing. Dan bagiku yang paling berkesan adalah saat aku harus ikhlas berkorban. Inilah kisahku, saat menjadi panitia dan regu memasak di bumi perkemahan Kaligua, Brebes. Semoga kisah "Buper Kaligua Penuh Cerita", ini bisa menginspirasi kakak-kakak ataupun adik-adik dalam mengikuti kegiatan kepramukaan dengan penuh semangat dan ikhlas. Salam Pramuka!
Baca juga: Kemenangan Tak Terlupakan LKBBT di Balaikota Bogor
Hai, Sobat ceria. Salam Pramuka! Aku ingin berbagi sepenggal kisah menyenangkan dari pengalamanku saat mengikuti perkemahan Pelantikan Penegak Bantara. Aku adalah anggota Dewan Ambalan dari pangkalangugusdepan SMA N 1 Tanjung, Brebes (Smanesta). Nama lengkapku Indah Yusnia Fafrur Rozi, biasa dipanggil Indah Yus.
Tiada kusangka waktu cepat berlalu. Masih teringat jelas, sorak kegembiraan, sorak penuh kebahagiaan atas dilantiknya kami menjadi Penegak Bantara setahun silam. Jika saat itu kami adalah peserta, namun kini kami menjadi panitia. Sungguh, waktu sangat cepat berputar. Di sini, kami kembali mengenang keseruan saat menjadi peserta. Bumi perkemahan Kaligua. Tempat ini akan terus terkenang bagiku dan semua peserta perkemahan Pelantikan Penegak Bantara.
Kaligua, adalah sebuah objek agro wisata dataran tinggi yang terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Letak Desa yang berada pada ketinggian 1.200-2.050 meter dpl. membuat udara terasa sangat dingin. Kondisi buper kali ini benar-benar mendukung. Tempat wisata ini masih sangat asri, karena belum banyak terjamah oleh wisatawan. Perjalanan menuju buper sangatlah ekstrim, karena berkelok sangat tajam dan terus menanjak. Sebelah kanan jalan tebing tinggi dan sebelah kiri jalan jurang yang curam. Semuanya nampak hijau dan sejuk, di sepanjang jalan banyak pohon pinus yang tinggi menjulang.
Setibanya di Buper Kaligua kami bersorak dan mengucapkan Alhamdulillah. Kami segera menurunkan barang-barang bawaan kami. Aku dan 'regu dapur' segera membereskan semua perlengkapan dan bahan-bahan untuk memasak. Peserta dan panitia yang lain juga ikut mendirikan tenda sebagai tanda dimulainya acara. Perkemahan Pelantikan Penegak Bantara ini diikuti oleh 75 peserta calon Bantara, 63 panitia, 9 tamu undangan, dan 5 pembina. Kemah berlangsung dari tanggal 22 s.d. 24 Desember 2015.
Penegak Bantara Smanesta 2015 di Buper Kaligua Brebes |
Peserta sedang mengikuti materi di Kaligua Brebes |
Hujan sempat turun saat malam di mana kami sedang tertidur pulas. Guntur yang menggelegar membuat kami ketakutan dan langsung berpelukan dengan teman yang berada di samping kami. Dingin mulai menyelimuti tubuh kami, sehingga kami merapatkan barisan dalam tidur agar terasa hangat. Saling berdesakan ini membuat tenda terasa lebih hangat sehingga kami tidak menggigil kedinginan. Inilah yang menyenangkan dari perkemahan yaitu kebersamaan dan kekompakkan. Bersama kita bisa melawan rasa dingin ini. Rasa dingin yang menghujam tulang, menyeruak masuk melalui pori-pori.
Sebelum surya bertengger di atas garis cakrawala dengan warna kebanggaannya, kami bangun untuk mengamalkan dasadarma yang pertama. Semua panitia pun mengerjakan tugas masing-masing. Aku dan 'regu dapur' yang bertugas, segera bersiap di dapur umum untuk memasak. Regu dapur, harus mempersiapkan makanan untuk semua peserta. Ini benar-benar menyenangkan, memasak secara beramai-ramai saling berbagi kisah saat memasak. Tanpa terasa masakan telah matang, kami langsung menyajikannya ke seluruh peserta dan panitia. Inilah yang dinamakan gotong royong, bahu-membahu menyukseskan kegiatan.
Sesuai jadwal kemah Pelantikan Bantara, kegiatan selanjutnya adalah pengembaraan. Bagi para peserta, ini adalah kegiatan paling menyenangkan. Karena pengembaraan ini dapat menyatukan jiwa kita dengan alam sekitar. Juga menambah kekaguman kita terhadap penciptaan Tuhan yang begitu Sempurna. Rute pengembaraan lumayan jauh, namun aku yakin jika dilakukan dengan penuh semangat dan hati yang riang pasti semua kelelahan akan terbayar tunai. Apalagi rute sepanjang arena penjelajahan akan melewati hamparan hijau perkebunan teh di Kaligua yang berudara sejuk. Pemandangan alam yang membuat kita berdecak kagum akan kuasa Allah dalam menciptakan alam yang indah ini. Rute pengembaraan akan berakhir di Gua Jepang setelah peserta akan melewati tempat wisata Air Abadi Tuk Bening (Sumber mata air yang dipercaya sebagai air abadi). Goa Jepang dan Air Abadi Tuk Bening menjadi salah satu destinasi wisata di Kaligua yang paling diminati.
Aku ingin berkeliling, sekaligus bernostalgia saat setahun yang lalu menjadi peserta. Segera saja aku dan 'regu masak' segera menyiapkan bahan memasak untuk makan siang nanti. Jam menunjukan pukul 10.00 WIB saat semua bahan siap. Seusai menyiapkan bahan memasak, kami bergegas menyusul perjalanan. Pemandangan di Kaligua dan udara yang sejuk membuat kami terpesona sehingga tanpa terasa hampir sepertiga rute pengembaraan telah kami lewati. Aku melihat jam di handphone-ku, pukul 10.45. Itu artinya kami harus kembali untuk mempersiapkan makan siang.
Kami berdebat dan saling menunjuk siapa yang harus kembali ke bumi perkemahan. Masing-masing dari kami sangat ingin melanjutkan perjalanan hingga ke Gua Jepang. Namun, kalau kami bersikeras untuk menuju Goa Jepang semua, lantas siapa yang akan memasak? Padahal di Buper hanya ada dua anak yang berjaga.
Akhirnya aku mengalah. Meski sedikit jengkel, namun aku tidak boleh egois. Kegiatan bisa saja menjadi kacau jika saat makan siang masakan belum matang. Aku harus berkorban agar acara yang telah kami rancang dapat berjalan dengan sukses. Aku bersama 3 teman kembali ke Buper untuk memasak.
Setibanya di Buper, dapur kami roboh diterpa angin kencang. Sebagian tenda lain pun ada yang ikut roboh. Aku semakin kesal, namun aku sadar bahwa ini tidak boleh dihadapi dengan emosi. Kami berenam, Aku dan 3 teman yang ikut kembali ditambah 2 teman yang sebelumnya berjaga tenda, merapikan dapur yang roboh untuk kemudian mulai memasak. Kami sempat panik dan ketakutan karena nasi yang kami masak menjadi setengah matang. Namun berkat saran dan kerja sama dari teman-teman yang lainnya, akhirnya nasi dapat matang menyeluruh.
Pukul 13.00 tepat makanan telah siap. Aku dan teman-teman merasa bahagia, karena kami dapat menyelsaikan tugas dan tanggung jawab tepat waktu. Karena keyakinan dan tekad yang kuat kami bisa menyelesaikannya. Hatiku masih terasa sedih karena aku dan ketiga temanku tidak bisa pergi ke Goa Jepang. Namun kesedihanku dapat terlupakan dengan berkenalan dengan pramuka-pramuka dari gugusdepan lain yang kebetulan saat itu pun sedang mengadakan perkemahan di Buper Kaligua. Ternyata mengenal pramuka dari gugudepan lain terasa lebih menyenangkan dari sekedar berjalan-jalan menyusuri lorong Goa Jepang.
Regu Dapur, Smanesta di Kaligua Brebes |
Penyematan TKU Bantara SMAN 1 Tanjung di Buper Kaligua Brebes |
Tuhan menyusun rencana yang lebih indah untuk kita berenam. Perkemahan ini tak akan pernah terlupakan bagiku, karena disini untuk kedua kalinya aku menemukan keajaiban Tuhan saat memberikan anugerah terbaik untukku. Perkemahan Pelantikan Penegak bantara tahun 2015 ini menyadarkan diriku untuk selalu ikhlas dalam berkorban, karena Tuhan tidak akan menutup mata atas apa yang telah kita perbuat.
Semua berjalan dengan baik hingga akhir kegiatan. Aku tidak mengharapkan pujian dari siapa pun. Biarkan ini menjadi kisah untukku dan keenam teman-temanku. Lelah kini terbayar dengan canda dan kebahagiaan dalam bercerita saat perjalan kembali menuju ke pangkalan kami, SMAN 1 Tanjung, Brebes. Inilah pramuka, saling berbagi dengan kasih dan penuh cinta. Cukup dengan berbagi kisah membuat kita seperti ikut di dalamnya. Karena bahagia itu saat berbagi kisah setelah berkemah.
Selama perkemahan, setiap orang mengalami kejadian yang berkesan menurut versinya masing-masing. Dan bagiku yang paling berkesan adalah saat aku harus ikhlas berkorban. Inilah kisahku, saat menjadi panitia dan regu memasak di bumi perkemahan Kaligua, Brebes. Semoga kisah "Buper Kaligua Penuh Cerita", ini bisa menginspirasi kakak-kakak ataupun adik-adik dalam mengikuti kegiatan kepramukaan dengan penuh semangat dan ikhlas. Salam Pramuka!
Baca juga: Kemenangan Tak Terlupakan LKBBT di Balaikota Bogor
Penulis, Indah Yusnia FR adalah Pramuka Penegak di SMA Negeri 1 Tanjung, Brebes. Tinggal di Desa Karang Dempel, Kec. Losari, Kab. Brebes, Jawa Tengah. Akun Facebook : www.facebook.com/khaerun.indah.3 |
0 Response to "Cerita di balik perkemahan kaligua"
Post a Comment