Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang
prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya
seperti tersebut di atas ternyata banyak membawa perubahan sehingga
pramuka mampu mengembangkan kegiatannya.
Gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan cepat berkembang
dari kota ke desa, dan bahkan dapat diterima baik oleh masyarakat.
Kwarnas Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di bidang pembangunan desa.
Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan Masyarakat.
Maka tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional
mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi.
Kemudian diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari.
Untuk menghadapi problema sosial yang muncul maka pada tahun 1970
menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama dengan Ka Kwarnas mengeluarkan
instruksi bersama tentang partisipasi gerakan pramuka di dalam
penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan gerakan
pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama untuk peningkatan
kegiatan dan pembangunan bangsa dengan berbagai instansi terkait.
Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dimuat pada Harian
Surya 5 Desember 2011 halaman 3, Sasaran pendidikan bukan hanya
kecerdasan, ilmu dan pengetahuan, tetapi juga moral, budi pekerti,
watak, nilai, perilaku, mental, dan kepribadian yang tangguh, unggul dan
muliaPendidikan kepramukaan dilaksanakan berdasarkan pada nilai dan
kecakapan dalam upaya membentuk kepribadian dan kecakapan hidup Pramuka
(UU RI Nomor 12 Tahun 2010 Bab III Pasal 5). Pendidikan kepramukaan
merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk
mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek mental, moral,
spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik
Sifat-sifat dalam Pramuka tercermin dalam Tri Satya dan Dasa Dharma.
Dalam Satya Dharma Pramuka yang berbunyi, “Kami Pramuka Indonesia,
manusia Pancasila, Satyaku kudharmakan, Dharmaku ku baktikan, agar jaya
Indonesia, Indonesia Tanah Airku, kami jadi pandumu”. Apabila kita kaji,
terdapat berbagai persamaan dengan lagu kebangsaan Indonesia yaitu
Indonesia Raya. Pramuka yang bertanah air Indonesia yang juga menjadi
Pandu Ibu Pertiwi untuk menjadikan Indonesia Jaya dengan mengamalkan
Pancasila melalui Tri Satya dan Dasa Dharma.
Kode kehormatan Pramuka merupakan janji dan komitmen diri serta
ketentuan moral Pramuka dalam pendidikan kepramukaan. Kode kehormatan
Pramuka terdiri atas Satya Pramuka dan Darma Pramuka (UU RI Nomor 12
Tahun 2010 Bab III Pasal 6).
Dalam Tri Satya yang berbunyi, “Demi kehormatanku, aku berjanji akan
bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasila, menolong sesama
hidup dan ikut serta membangun masyarakat, menepati Dasa Dharma”.
Dapat kita kaji bahwa seorang Pramuka yang demi menjaga kehormatannya
dia berjanji dan bersungguh-sungguh menjalankan kewajiban terhadap
Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasila
merupakan janji seorang Pramuka yang bersifat religi yang juga memiliki
jiwa nasionalisme yang berwawasan kebangsaan, karena manusia secara
fitrahnya adalah diciptakan untuk beribadah kepada Tuhan (hubungan
dengan Tuhan), dan dalam kehidupan kenegaraan juga wajib menjalankan
kewajiban-kewajiban sebagai warga negara serta dalam bernegara Indonesia
memiliki ideologi, yaitu Pancasila yang juga dalam Dasa Dharma terdapat
nilai-nilai Pancasila. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun
masyarakat merupakan hubungan Pramuka yang bermasyarakat yang merupakan
bagian yang “seharusnya” tidak dapat dilepaskan dari masyarakat, dalam
hal ini ditanamkan jiwa sosial dalam diri seorang Pramuka. Menepati Dasa
Dharma yang terdiri dari sepuluh butir perbuatan baik dalam kehidupan
sehari-hari merupakan sifat yang harus dimiliki oleh seorang Pramuka
yang Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; cinta alam dan kasih sayang
sesama manusia, patriot yang sopan dan kesatria; patuh dan suka
bermusyawarah; rela menolong dan tabah; rajin, terampil dan gembira;
hemat, cermat, dan bersahaja; disiplin, berani, dan setia;
bertanggungjawab dan dapat dipercaya; suci dalam pikiran, perkataan, dan
perbuatan. Berbagai aspek positif terdapat dalam Dasa Dharma yang
merupakan pedoman perbuatan yang baik dari seorang Pramuka yang
membentuk watak yang baik.Apabila kita bandingkan dengan pendidikan
berkarakter menurut Suyanto dalam Akhmad Muhaimin Azzet, setidaknya ada
sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal
sebagai berikut:
1.Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya,
2.Kemandirian dan tanggung jawab,
3.Kejujuran/amanah,
4.Hormat dan santun,
5.Dermawan, suka menolong, dan kerja sama,
6.Percaya diri dan pekerja keras,
7.Kepemimpinan dan keadilan,
8.Baik dan rendah hati,
9.Toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
Tri Satya dan Dasa Dharma ternyata hampir sama dengan sembilan pilar
karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal tersebut, dan
kemungkinan malah lebih dari itu. Jadi dapat kita simpulkan bahwa dalam
Pramuka sejak awal telah menanamkan pendidikan berkarakter. Namun,
baru-baru ini saja pendidikan berkarakter digembar-gemborkan, padahal
dalam pelaksaaan Pendidikan Kepramukaan, pendidikan berkarakter telah
ditanamkan, tidak hanya baru-baru ini saja dengan adanya revitalisasi
pendidikan berkarakter.
Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengatakan, Pramuka dapat
memegang peranan penting dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan
karakter kepada generasi yang akan datang.
Untuk itu, ia mendorong agar semangat Pramuka ini dapat kembali bangkit
seperti beberapa tahun yang lalu. “Pramuka adalah bagian terbesar dalam
penerapan pendidikan karakter. Karena nilai-nilai yang kita cari sudah
terpenuhi semua. Seperti kejujuran, pengorbanan, empati, kecintaan pada
alam, tidak ada korupsi dan sebagainya,”
Dalam pendidikan Pramuka mulai dari Siaga sampai Pandega selalu ditanamkan wawasan kebangsaan.
Dalam hal ini jelas pada syarat kecakapan umum yang syarat akan wawasan
kebangsaan. Misalnya saja tentang mengetahui sejarah dan arti kiasan
dari bendera Kebangsaan Indonesia, yaitu Bendera Merah Putih; dapat
menyanyikan lagu Indonesia Raya; mengetahui sejarah dan arti lambang
Negara Indonesia, mengetahui sejarah Sumpah Pemuda; dan lain sebagainya
yang merupakan inti dari pendidikan wawasan kebangsaan dalam Pendidikan
Pramuka. Selain itu, dalam seragam Pramuka sendiri dapat terlihat sekali
nasionalisme Gerakan Pramuka. Apabila di Pandu-pandu luar negeri atau
internasional, seragam hanya sebagai identitas penanda dan memakai scraf
yang dianggap sebagai aksesoris biasa. Namun beda halnya dengan Pramuka
Indonesia yang seragam, lambang, dan lain sebagainya memiliki makna
wawasan kebangsaan tersendiri. Misalnya saja setangan leher dan atau
pita leher yang selalu dipakai, bukan dianggap sebagai scraf melainkan
perlambang bendera Merah Putih, sehingga sangat dihargai.
Dijelaskan dalam pembukaan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Tahun 2009:
Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan
makmur, materiil dan spiritual serta beradab merupakan adicita bangsa
Indonesia yang mulai bangkit dan siaga sejak berdirinya Boedi Oetomo
pada tanggal 20 Mei 1908. Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan
para Pemuda Indonesia melakukan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928. Untuk lebih menggalang persatuan merebut kemerdekaan, dan dengan
jiwa dan semangat Sumpah Pemuda inilah Rakyat Indonesia berjuang untuk
kemerdekaan nusa dan bangsa Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal
17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini merupakan karunia dan berkah rahmat
Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan
mengakar di bumi nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan
perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Oleh karenanya, gerakan kepanduan nasional Indonesia
mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan
itu. Jiwa kesatria yang patriotik telah mengantarkan para pandu ke
medan juang bahu-membahu dengan para pemuda untuk mewujudkan adicita
rakyat Indonesia dalam menegakkan dan mandegani Negara Kesatuan Republik
Indonesia selama-lamanya.
Dari pembukaan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tersebut dapat kita
ketahui bahwa nama dari golongan Pramuka sendiri diambil atau merupakan
kiasan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pramuka Indonesia sendiri
lebih mengedepankan pendidikan berkarakter yang berwawasan kebangsaan
guna menanamkan rasa nasionalisme terhadap NKRI melalui pendidikan
non-formal.
Pramuka sebagai Pandu Ibu Pertiwi harus berdiri di barisan paling
depan untuk mengawalnya. Paham-paham radikalisme maupun terorisme tidak
boleh kita biarkan mengancam kedamaian dan keberadaan NKRI”, ujar
Boediono. Itu adalah warisan yang tak ternilai harganya. Tugas generasi
sekarang dan generasi-generasi mendatang adalah merawatnya dan makin
memantapkannya. Ancaman pada eksistensi dan kesatuan negeri ini tak akan
pernah berhenti mengintai. Pramuka sebagai Pandu Ibu Pertiwi harus
berdiri pada barisan paling depan untuk mengawalnya
0 Response to "PERKEMABANGAN PRAMUKA DI INDONESIA"
Post a Comment